Kambing-hutan sumatera
(Capricornis sumatraensis sumatraensis) adalah jenis kambing hutan yang hanya
terdapat di hutan tropis pulau Sumatra. Populasinya sudah semakin
terdesak akibat perambahan hutan secara liar. Selain itu, kambing-hutan
sumatera ini juga masuk kedalam daftar Appendices I (hewan yang sangat langka
dan tidak boleh diburu).
Kambing hutan sumatera, si
penakluk lereng terjal yang tidak pernah lelah. Hidupnya, berada di ketinggian
200 meter di puncak dataran tinggi Sumatera. Sumber: Wikimedia. Hutan hujan
Sumatera merupakan salah satu bentang alam Indonesia yang
kaya akan ragam
fauna. Dari jenis mamalia yang ada di Sumatera, 22 hanya ditemukan di Asia dan
tidak bisa dijumpai di belahan dunia lainnya. Sekitar 15 diantaranya merupakan
spesies asli Indonesia, termasuk orangutan sumatera.
Satu jenis satwa yang kurang
terpublikasikan padahal merupakan satwa endemik pulau Sumatera adalah kambing
hutan sumatera. Masih sedikit penelitian mengenai jenis ini sehingga minim akan
referensi. Sedikit telaah yang diketahui adalah spesies ini merupakan satu dari
enam jenis kambing hutan yang ada di Asia bagian timur.
Kambing Hutan Sumatera atau
dalam Bahasa Inggris disebut Sumatran Serow ini merupakan jenis kambing
hutan yang hanya ada di hutan tropis Pulau Sumatera. Ciri fisik kambing bernama
ilmiah Capricornis sumatraensis sumatraensis ini adalah bertanduk
ramping, pendek dan melengkung ke belakang. Berat badannya antara 50- 140 kg
dengan panjang badan antara 140-180 cm. Saat dewasa, tingginya mencapai 85-94
cm.
Umumnya, kambing hutan
sumatera hidup soliter. Namun begitu, terkadang, ia juga berjalan dalam grup
kecil. Sebagaimana harimau, kambing ini juga mempertahankan suatu wilayah dalam
hutan untuk digunakannya sebagai tempat mencari makan, berupa dedaunan dan
rerumputan, serta tempat tinggal. Nah, untuk menandai suatu wilayah sebagai
daerah kekuasaannya maka kambing ini akan mengeluarkan kotoran dan air seni.
Kambing hutan sumatera tentu
saja berbeda dengan kambing yang biasa kita ternakkan. Karena, jenis ini
merupakan perpaduan antara kambing dengan antelop, jenis yang mirip kambing
dengan tanduk tegak lurus. Bahkan, masih memiliki hubungan dekat dengan kerbau.
Kambing ini merupakan satwa
yang tangkas memanjat lereng terjal yang biasanya hanya bisa dicapai
manusia dengan bantuan tali. Biasanya, hidupnya diketinggian 200 meter dari
puncak dataran tinggi di Sumatera atau bukit-bukit kapur. Habitatnya adalah
hutan primer dan hutan sekunder yang dekat pegunungan. Mereka aktif pada pagi
dan sore hari. Siangnya, istirahat di tempat teduh di bebatuan.
Saat ini, populasinya yang
masih tersisa berada di Taman Nasional Kerinci Seblat (Sumatera Barat, Jambi,
Bengkulu, dan Sumatera Selatan) juga dapat ditemukan di Taman Nasional Batang
Gadis (TNBG) yang secara administratif berlokasi di Kabupaten Mandailing Natal
(Madina), Provinsi Sumatera Utara dan Taman Nasional Gunung Leuser (Nanggroe
Aceh Darussalam).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar