Tuna
adalah ikan
laut pelagik
yang termasuk bangsa
Thunnini, terdiri dari beberapa spesies
dari famili skombride,
terutama genus Thunnus.
Ikan ini adalah perenang andal (pernah diukur mencapai 77 km/jam). Tidak
seperti kebanyakan ikan yang memiliki daging berwarna
putih, daging tuna berwarna merah muda sampai merah tua. Hal ini karena otot
tuna lebih banyak mengandung myoglobin dari pada ikan lainnya. Beberapa spesies tuna yang
lebih besar, seperti tuna sirip biru Atlantik
(Thunnus
thynnus), dapat menaikkan suhu darahnya di atas suhu air dengan aktivitas
ototnya. Hal ini menyebabkan mereka dapat hidup di air yang lebih dingin dan dapat
bertahan dalam kondisi yang beragam. Kebanyakan bertubuh besar, tuna adalah
ikan yang memiliki nilai komersial tinggi.
Tuna memiliki
bentuk tubuh yang sedikit banyak mirip dengan torpedo,
disebut fusiform, sedikit memipih di sisi-sisinya dan dengan moncong
meruncing. Sirip punggung (dorsal) dua berkas, sirip punggung pertama
berukuran relatif kecil dan terpisah dari sirip punggung kedua. Di belakang
sirip punggung dan sirip dubur (anal) terdapat sederetan sirip-sirip kecil tambahan yang
disebut finlet. Sirip ekor bercabang dalam (bercagak) dengan jari-jari
penyokong menutup seluruh ujung hipural. Di kedua sisi batang ekor masing-masing
terdapat dua lunas samping berukuran kecil; yang pada beberapa spesiesnya
mengapit satu lunas samping yang lebih besar. Tubuh kebanyakan dengan wilayah
barut badan (corselet), yakni bagian di belakang kepala dan di sekitar
sirip dada yang ditutupi oleh sisik-sisik yang tebal dan
agak besar. Bagian tubuh sisanya bersisik kecil atau tanpa sisik. Tulang-tulang
belakang (vertebrae) antara 31–66 buah.
Aspek yang
luar biasa dari fisiologi tuna adalah kemampuannya untuk menjaga suhu tubuh
lebih tinggi daripada suhu lingkungan. Sebagai contoh, tuna sirip biru dapat
mempertahankan suhu tubuh 75-95 °F (24-35 °C), dalam air dingin
bersuhu 43 °F (6 °C). Namun, tidak seperti makhluk endotermik
seperti mamalia
dan burung,
ikan tuna tidak dapat mempertahankan suhu dalam kisaran yang relatif sempit.
Tuna mampu
melakukan hal tersebut dengan cara menghasilkan panas melalui proses
metabolisme. Rete mirabile, jalinan
pembuluh vena
dan arteri
yang berada di pinggiran tubuh, memindahkan panas dari darah vena ke darah arteri. Hal ini akan
mengurangi pendinginan permukaan tubuh dan menjaga otot tetap hangat. Ini
menyebabkan tuna mampu berenang lebih cepat dengan energi yang lebih sedikit.
Tuna merupakan ikan komersial,
komoditas perikanan
tangkap yang penting. LSM International Seafood Sustainability Foundation
telah menyusun laporan terinci mengenai stok ikan tuna dunia pada 2009, yang
direvisi secara teratur. Menurut laporan itu, “Jenis-jenis tuna yang terpenting
untuk perikanan tangkap dan olahraga memancing adalah madidihang, tuna mata
besar, tuna-tuna sirip biru dan tatihu, albakor, dan cakalang.
Antara 1940 dan pertengahan 1960an,
tangkapan perikanan dunia terhadap lima spesies tuna terpenting telah meningkat
dari angka sekitar 300 ribu menjadi sekitar sejuta ton pertahun, kebanyakan di
antaranya dengan alat pancing. Dengan perkembangan teknologi alat tangkap pukat cincin
(purse-seine), dalam beberapa tahun terakhir tangkapan tuna melonjak
hingga lebih dari 4 juta ton pertahun. Sekitar 68 persen dari angka tersebut
berasal dari Samudra Pasifik, 22 persen dari Samudra
Hindia, dan 10 persen sisanya terbagi antara Samudra
Atlantik dan Laut Tengah. Tangkapan cakalang
mendominasi hingga 60% tangkapan, diikuti oleh madidihang
(24%), mata besar (10%) dan albakora
(5%). Sekitar 62% produksi dunia ditangkap dengan menggunakan pukat cincin,
sebesar 14% dengan menggunakan pancing rawai tuna (longline), 11% dengan
pancing huhate (pole and line), selebihnya dengan alat lain-lain.”
Pada 2006 Pemerintah Australia
menuduh bahwa Jepang
telah memanen tuna secara berlebihan (overfishing) dan ilegal, dengan
menangkap 12–20 ribu ton pertahun, jauh di atas kuota yang disepakati sebesar 6
ribu ton pertahun. Nilai kelebihan tangkapan itu ditaksir mencapai 2 miliar
dolar (Amerika). Kelebihan penangkapan itulah yang diduga telah merusak stok
tuna sirip biru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar