Situs ini hanya bersifat fiktif belaka guna untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Sistem Informasi Manajemen FISIP UNTAN Kalimantan Barat tahun ajaran 2014 / 2015

Selasa, 02 Juni 2015


MACAN TUTUL JAWA (Panthera pardus melas)

Berkas:Panthera pardus melas (Tierpark Berlin) - 1009-891-(118).jpgMacan tutul jawa (Panthera pardus melas) atau macan kumbang adalah salah satu subspesies dari macan tutul yang hanya ditemukan di hutan tropis, pegunungan dan kawasan konservasi Pulau Jawa, Indonesia. Macan tutul ini memiliki dua variasi warna kulit yaitu berwarna terang (oranye) dan hitam (macan kumbang). Macan tutul jawa adalah satwa indentitas Provinsi Jawa Barat.

Dibandingkan dengan macan tutul lainnya, macan tutul jawa berukuran paling kecil, dan mempunyai indra penglihatan dan penciuman yang tajam. Subspesies ini pada umumnya memiliki bulu seperti warna sayap kumbang yang hitam mengilap, dengan bintik-bintik gelap berbentuk kembangan yang hanya terlihat di bawah cahaya terang. Bulu hitam Macan Kumbang sangat membantu dalam beradaptasi dengan habitat hutan yang lebat dan gelap. Macan Kumbang betina serupa, dan berukuran lebih kecil dari jantan.

Hewan ini soliter, kecuali pada musim berbiak. Macan tutul ini lebih aktif berburu mangsa di malam hari. Mangsanya yang terdiri dari aneka hewan lebih kecil biasanya diletakkan di atas pohon.
Macan tutul merupakan satu-satunya kucing besar yang masih tersisa di Pulau Jawa. Frekuensi tipe hitam (kumbang) relatif tinggi. Warna hitam ini terjadi akibat satu alel resesif yang dimiliki hewan ini.

Rabu, 21 Januari 2015

PROFIL KOMISI PERLINDUNGAN SATWA LANGKA KALIMATAN BARAT



Kalimantan Barat sebagai salah satu daerah yang menjadi sasaran projek terkait pelestarian endemik satwa langka sampai saat ini belum memiliki sebuah pusat informasi yang  signifikan dapat memberikan pengetahuan atau penjelasan kepada masyarakat mengenai satwa langka yang dilindungi.
Sampai saat ini belum ada sistem dan mekanisme yang memadai untuk memotret dinamika pelestarian, memperkenalkan jenis apa saja satwa yang dilindungi di Kalimantan Barat. Sebagai salah satu isu arus utama di public.
Sehingga, masyarakat pada umunya banyak yang tidak mengetahui akibatnya banyak yang mengeksploitasi satwa yang dilindungi ini secara terang - terangan. Karena masyarakat kurang mendapat  informasi tentang satwa yang dilindungi, penyebab dan dampaknya terlihat dari punahnya satwa, terjeratnya masyarakat kedalam hukum yang mengatur perlindungan satwa.
Hal ini terjadi, karena disebabkan kurang adanya data dan informasi yang lengkap, yang mudah diakses oleh publik  tentang satwa langka, penyebab dan dampaknya terhadap kelangsungan hidup satwa.
Kurangnya  disseminasi secara reguler kepada masyarakat oleh  media  terutama mainstream(Media utama) informasi satwa yang dilindungi. Ada beberapa factor yang menyebabkan mengapa media kurang mendisseminasikan tentang satwa langka, penyebab dan dampaknya. Pertama:Kurangnya data dan informasi yang di kelola dengan baik dalam hal ini instansi terkait (Lembaga pemerintahan), Kedua:Media belum melihat ini merupakan informasi yang markettable dan Ketiga:Lemahnya pengetahuan jurnalis dalam memahami jenis mana saja yang tergolong satwa langka, penyebab dan dampaknya pada masyarakat.
Selama ini masyarakat mendapat informasi hanya menggunakan media mainsttream(media utama), cetak,elektronik maupun online. Yang semuanya hanya dikomsusi kalangan menengah ke atas sementara masyarakan yang tidak punya akses terhadap media mainstream hampir tidak pernah mengkonsumsi informasi tentang perlindungan satwa, jenis – jenis satwa yang mana saja yang dilindungi, cara konservasi, dan adapsinya. Terutama masyarakat di sekitar hutan.
Pentingnya menjaga kelangsungan hidup satwa dan keberagaman hayati termasuk permasalahan perlindungan satwa langka dari kepunahan di atur oleh undang-undang RI nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Yang mana didalam undang – undang ini menentukan pula kategori atau kawasan suaka alam dengan ciri khas tertentu, baik didarat maupun diperairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengamanan keanekaragaman satwa langka serta ekosistemnya.
Untuk mengatasi hal tersebut sebagai tugas Akhir Semester mata kuliah Sistem Informasi Manajemen kami mahasiswa FISIP Universitas TanjungPura telah membangun sistem pusat data dan informasi perlindungan satwa langka, dengan nama web yang diperdaya oleh blogger: www.komisiperlindungansatwalangka.blogspot.com. Portal ini dikelola dengan mengadopsi informasi terbaru dari website resmi mengenai lingkungan seperti WWF, Wikipedia, National Geographic dan lain - lain. Untuk peningkataan kapasitas kerja stakeholder dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perlindungan satwa  maka di perlukan penguatan disseminasi informasi tentang satwa yang dilindungi.


Selasa, 20 Januari 2015

Arwana Asia (Scleropages Formosus)

 Berkas:Osteoglossum bicirrhosum.JPG 


Arwana Asia (Scleropages formosus), atau Siluk Merah adalah salah satu spesies ikan air tawar dari Asia Tenggara. Ikan ini memiliki badan yang panjang; sirip dubur terletak jauh di belakang badan. Arwana Asia umumnya memiliki warna keperak-perakan. Arwana Asia juga disebut "Ikan Naga" karena sering dihubung-hubungkan dengan naga dari Mitologi Tionghoa.