Situs ini hanya bersifat fiktif belaka guna untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Sistem Informasi Manajemen FISIP UNTAN Kalimantan Barat tahun ajaran 2014 / 2015

Senin, 22 Desember 2014

Orangutan Kalimantan

Pongo pygmaeus,berdasarkan studi genetika dari orangutan Borneo,terdapat tiga sub-spesies orangutan yang telah diidentifikasi, yaitu Pongo pygmaeus pygmaeus yang ditemukan di barat laut Borneo, Pongo pygmaeus wurmbii di Borneo bagian tengah, dan Pongo pygmaeus morio di timur laut Borneo. Dari ketiga sub-spesies orangutan Borneo tersebut, P.p. wurmbii merupakan sub-spesies dengan ukuran tubuh relatif paling besar, sementara P.p. morio adalah sub-spesies dengan ukuran tubuh relatif paling kecil. Pada tahun 2004, ilmuan memperkirakan bahwa total populasi orangutan di Pulau Borneo, baik di wilayah Indonesia maupun Malaysia terdapat sekitar 54 ribu individu. Diantara ketiga sub-spesies orangutan Borneo tersebut, P.p. pygmaeus merupakan sub-spesies yang paling sedikit dan terancam kepunahan, dengan estimasi jumlah populasi sebesar 3,000 hingga 4,500 individu di Kalimantan Barat dan sedikit di Sarawak, atau kurang dari 8% dari jumlah total populasi orangutan Borneo.
Deskripsi Fisik Orangutan Borneo adalah bagian dari keluarga besar kera dan merupakan mamalia arboreal terbesar. Satwa ini memiliki rambut panjang dan kusut berwarna merah gelap kecoklatan, dengan warna pada bagian wajah mulai dari merah muda, merah, hingga hitam. Berat orangutan Borneo jantan dewasa bisa mencapai 50 hingga 90 kg dan tinggi badan 1,25 hingga 1,5 m. Sementara jantan betina memiliki berat 30 - 50 kg dan tinggi 1 m. Bagian tubuh seperti lengan yang panjang tidak hanya berfungsi untuk meraih makanan seperti buah-buahan, tetapi juga untuk berayun dari satu pohon ke pohon lainnya, menggunakan jangkauan dan kaki untuk pegangan yang kuat. Pelipis seperti bantal yang dimiliki oleh orangutan Borneo jantan dewasa membuat wajah satwa ini terlihat lebih besar. Akan tetapi, tidak semua orangutan Borneo jantan dewasa memiliki pelipis seperti bantal. Jakun yang dimiliki dapat digelembungkan untuk menghasilkan suara keras, yang digunakan untuk memanggil dan memberitahu keberadaan mereka. Ekologi dan Habitat Orangutan Borneo lebih banyak ditemukan di hutan dataran rendah (di bawah 500 m diatas permukaan laut) dibandingkan di dataran tinggi. Hutan dan lahan gambut merupakan pusat dari daerah jelajah orangutan, karena lebih banyak menghasilkan tanaman berbuah besar dibandingkan dengan hutan Dipterocarpaceae yang kering dan banyak mempunyai pohon-pohon tinggi berkayu besar, seperti keruing. Orangutan borneo sangat rentan dengan gangguan-gangguan di habitatnya, meskipun P.p. morio menunjukkan toleransi yang relatif tak terduga mengenai degradasi habitat di bagian utara Pulau Borneo. Ancaman Semua sub-spesies orangutan Borneo adalah spesies langka dan sepenuhnya dilindungi oleh perundang-undangan Indonesia. Spesies ini diklasifikasikan oleh CITES ke dalam kategori Appendix I (species yang dilarang untuk perdagangan komersial internasional karena sangat rentan terhadap kepunahan). Beberapa ancaman utama yang dihadapi oleh orangutan Borneo adalah kehilangan habitat, pembalakan liar, kebakaran hutan, perburuan dan perdagangan orangutan untuk menjadi satwa peliharaan. Dalam satu dekade terakhir, di tiap tahunnya, paling tidak terdapat 1,2 juta ha kawasan hutan di Indonesia telah digunakan untuk aktivitas-aktivitas penebangan berskala besar, pembalakan liar, serta konversi hutan untuk pertanian, perkebunan, pertambangan, dan pemukiman. Kebakaran hutan yang disebabkan oleh fenomena iklim seperti badai El Nino dan musim kering yang berkepanjangan juga mengakibatkan berkurangnya populasi orangutan. Selama 2o tahun terakhir, habitat orangutan Borneo berkurang paling tidak sekitar 55 %.

50% Habitat Gajah Hilang di Tahun 2014

Berdasarkan data Forum Konservasi Gajah Indonesia, pada tahun 2014 ini dari 26 habitat gajah sumatera di pulau Sumatera, 13 diantaranya tidak lagi ditemukan populasi gajah dan diduga sudah punah. Sedangkan untuk 11 habitat lainnya dinyatakan kritis dan dua lainnya di ambang kritis.

Dua Gajah Tewas Dengan Kepala Terpenggal

Apakah #NasibGajah Kampanye nasional untuk Gajah Sumatera, tujuannya mendorong perusahaan kehutanan dan perkebunan sawit untuk menerapkan Best Management Practice (BMP) untuk menyelamatkan Gajah Sumatera dan lembaga konservasi menerapkan prinsip kesejahteraan satwa/animal welfare dalam pengelolaannya. Desa Tanjung, Kecamatan VII Koto, Kabupaten Tebo, Jambi, Selasa 18 November lalu Tim Kepolisian Resor (Polres) Tebo dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menemukan dua ekor gajah sumatera jantan tewas di sekitar kebun sawit plasma PT Sumbar Andalas Kencana , perbatasan Jambi-Sumatera Barat.

Minggu, 21 Desember 2014

BKSDA Amankan Satwa Langka di Dus Makanan Ringan

DILINDUNGI: Satwa langka yang berhasil digagalkan saat hendak diselundupkan. (Jawa Pos Metropolitan) JAKTIM – Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta berhasil menggagalkan penyelundupan satwa langka Rabu (22/10). Petugas menyita empat satwa dilindungi dari tangan Damar, 50, pria asal Kalimantan. Empat satwa tersebut dibawa bepergian dalam dua kardus bekas makanan ringan.

Solenodon Kuba

Solenodon Kuba (Solenodon cubanus), disebut Almiqui di Kuba, adalah soricomorph yang endemik pada Kuba. Spesies ini masuk kedalam famili Solenodontidae bersama spesies lainnya yang mirip, Solenodon Hispaniola (Solenodon paradoxus). Solenodon memiliki air liur yang beracun. Spesies ini ditemukan pada tahun 1861 oleh penyelidik alam Jerman, Wilhelm Peters. Spesies ini memiliki mata kecil, dan rambut berwarna coklat tua sampai hitam. Spesies ini merupakan spesies terancam karena diserang oleh predator yang dibawa manusia.

Sejenis Tikus Raksasa Berbisa Ditemukan di Kalimantan Timur

Satwa mirip babi yang ditangkap warga Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur, diduga tikus raksasa yang termasuk satwa langka dan nyaris punah.Solenodon paradoxus (Wikipedia) Hewan mirip babi yang ditangkap warga Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Selasa, 19 Agustus lalu, diduga tikus raksasa yang termasuk satwa langka dan nyaris punah. "Saya belum dapat laporan, tapi kalau berwarna putih itu tikus raksasa," kata Kepala Balai Taman Nasional Kutai (BTNK), Erly Sukrismanto, Minggu (24/8).

Binturung, Hewan Langka Nyaris Punah di Kalimantan

Pontianak - Matanya menatap tajam pada setiap orang yang menghampiri. Bulunya terlihat tebal. Binturung. Demikian nama hewan yang terancam punah ini. Binturung (arctictis binturong) adalah sejenis musang bertubuh besar, anggota suku Viverridae.

Sabtu, 20 Desember 2014

Hewan Langka Di Indonesia Yang Sudah Punah Dan Terancam Punah

Di Indonesia banyak sekali satwa-satwa yang unik dan langka . Tapi tahukah anda bahwa ada hewan di Indonesia yang sudah punah. Untuk mengetahui hewan apa sajaa yang sudah punah, lihat dibawah.

Kamis, 11 Desember 2014

14 Binatang yang dilindungi di Indonesia

Berikut ini merupakan 14 binatang langkah yang ada di Indonesia.
1. Siamang (Symphalangus syndactylus)
Merupakan bangsa kera tetapi suka menjerit dengan suara yang keras. Biantang ini terdapat di Sumatra dan Maluku
2. Banteng (Bos sondaicus)
Merupakan hewan yang sekerabat dengan sapi. Banteng ditemukan di Mynmar, thailan, Kamboja, Laos, Vietnam dan di Indonesia terdapat di Jawa dan Kalimantan.