Kegiatan pagi itu dibuka oleh Kepala UPTD Pantai Konservasi Penyu Pangumbahan, Ahman, yang berharap seluruh peserta mampu menyerap ilmu yang akan segera mereka dapatkan dan mengaplikasikannya dengan baik di lapangan. “Saat ini teknologi informasi menjadi sesuatu yang wajib kita pelajari dan manfaatkan. Terlebih UPTD Pantai Konservasi Penyu Pangumbahan memiliki target untuk mandiri sehingga keberadaan sebuah situs resmi menjadi krusial agar kita terdepan dalam membagi informasi kegiatan ke khalayak luas.” Sebelum membuka kegiatan secara simbolis, Ahman menyampaikan apresiasinya kepada semua pihak yang setia membantu upaya konservasi di Pangumbahan.
Pelatihan berjalan dalam suasana informal namun tetap khidmat. Di sesi pertama Dudi menjelaskan fungsi geo tagging sebagai alat monitoring yang mudah, murah, dan andal. Hanya dibutuhkan sebuah smartphone bersistem Android yang sudah terdapat aplikasi terbuka (open source application) “Open Data Kit” (ODK). Dalam aktivitas monitoring pohon, dalam durasi tertentu seorang petugas cukup mengambil satu sampel dari tiap jenis pohon yang ditanam dalam area 1 hektare (atau rata-rata 400 pohon tertanam), difoto profilnya, kemudian dimasukkan puka sejumlah informasi terkait kondisi pohon tersebut. Lewat aplikasi ODK, foto dan informasi dikirim ke server dan tersajikan di situs NEWtrees yang dapat diakses oleh para donatur dan publik.
Para peserta tampak antusias saat Jerry menjelaskan tahap-tahap penggunaan aplikasi ODK di telepon genggam, termasuk ragam obyek tagging, cara mengunduh aplikasi ODK ke smartphone, dan cara pengaturan fitur-fitur serta penggunaannya secara detail. Jerry memberikan dua smartphone untuk simulasi, dan secara bergantian diujicobakan oleh setiap peserta.
Di sesi selanjutnya, Dudi kembali mengajak para peserta pelatihan untuk menonton presentasi di layar. Kali ini ia menjelaskan sebuah inisiasi program baru untuk adopsi sarang penyu bernama “Turtle Hope”. Rencananya, pilot project program tersebut akan dijalankan di Pantai Pangumbahan. “Kami menilai Pantai Pangumbahan membutuhkan program ini untuk memperketat monitoring konservasi sarang penyu, selain karena tingkat kesiapan UPTD Pantai Konservasi Penyu Pangumbahan dalam pelaksanaan program yang sudah memadai,” ujar Dudi. Program “Turtle Hope” akan membuka kesempatan bagi pihak-pihak yang peduli untuk berkontribusi pada upaya pengembalian peneluran penyu secara alamiah, dengan jalan mengadopsi sarang penyu. Sistem monitoring berkala berbasis penjagaan oleh petugas dan geo tagging akan diterapkan dalam program ini agar terjamin keamanan sarang dan proses alamiah penetasan telur penyu.
Terjadi diskusi yang partisipatif antara pemberi materi dan para peserta terkait pelaksanaan kedua program. Para peserta yang merupakan pelaku konservasi di lapangan banyak berbagi informasi tentang beragam hal yang menjadi tantangan dan hambatan, namun mampu pula menggali secara bersama-sama sejumlah alternatif solusi. Pelatihan ditutup dengan simulasi geo tagging secara langsung terhadap obyek pohon dan sarang penyu oleh seluruh peserta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar